Jumat, 05 April 2013

Jenis-Jenis Beton Dalam Kontruksi

Dalam beton kontruksi adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.

Ada beberapa macam jenis-jenis beton diantaranya sebagai berikut :


1. Beton siklop
Beton jenis ini sama dengan beton normal biasa , perbedaannya ialah pada beton ini digunakan ukuran agregat yang relative besar2.beton ini digunakan pada pembuatan bendungan, pangkal jembatan,dan sebagainnya.ukuran agregat kasar dapat sampai 20 cm,namun proporsi agregat yang lebih besar dari biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen dari agregat seluruhnya.

2. Beton Ringan
Beton jenis ini sama dengan beton biasa perbedaannya hanya agregat kasarnya diganti dengan agregat ringan. Selain itu dapat pula dengan beton biasa yang diberi bahan tambah yang mampu membentuk gelembung udara waktu pengadukanbeton berlangsung.beton semacam ini mempunyai banyk pori sehingga berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa.

3. Beton non pasir
Beton jenis ini dibuat tanpa pasir , jadi hanya air,semen, dan kerikil saja.karena tanpa pasir maka rongga rongga kerikil tidak terisi. Sehingga beton berongga dan berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa. Selain itu Karena tanpa pasir maka tidak dibutuhkan pasta2 untuk menyelimuti butir2 pasir sehingga kebtuhan semen relative lebih sedikit.

4. Beton hampa
Seperti yang telah diketahui bahwa kira2 separuh air yag dicampurkan saja yang bereaksi dengan semen,adapun separuh sisanya digunakan untuk mengencerkan adukan.beton jenis ini diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa,namun setelah beton tercetak padat kemudian air sisa reaksi disedot dengan cara khusus. Seperti cara vakum. Dengan demikian air yang tertinggal hanya air yang digunakan untuk reaksi dengan semen,sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.

5. Beton bertulang
Beton biasa sangat lemah dengan gaya tarik, namun sangat kuat dengan gaya tekan, batang baja dapat dimasukkan pada bagian beton yang tertarik untuk membantu beton. Beto yang dimasuki batang baja pada bagian tariknya ini disebut beton bertulang.

6. Beton prategang
Jenis beton ini sama dengan beton bertulang, perbedaannya adalah batangnya baja yang dimasukkan ke dalam beton ditegangkan dahulu . batang baja ini tetap mempunyai tegangan sampai beton yang dituang mengeras.bagian balok beton ini walaupun menahan lenturan tidak akan terjadi retak.

7. Beton pracetak
Beton biasa dicetak /dituang di tempat.namun dapat pula dicetak di tempat lain,fungsinya di cetak di tempat lain agar memperoleh mutu yang lebih baik.selain itu dipakai jika tempat pembuatan beton sangat terbatas.sehingga sulit menyediakan tempat percetakanperawatan betonnya.

8. Beton massa
Beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara volume dan permukaannya besar. Bila dimensinya lebih besar dari 60 sm. Pondasi besar,pilar, bendungan. Harus diperhatikan perbedaan temeratur.

9. Fero semen
Suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan ortar semen suatu tulangan yang berupa suatu anyaman kawat baja.

10. Beton serat
Beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat berupa batang2 5 sd 500mm,panjang 25-100mm.serat asbatos,tumbuh2an , serat plastic, kawat baja.

11. Lain-Lain
Beton mutu tinggi,polimer beton,beton modifikasi blok,polimer impregnated concrete,beton kinerja tinggi, dll.

Sekian dulu materi tentang jenis-jenis beton mohon maaf bila ada kekurangan semoga bermanfaat
To Be Continue...


BETON RINGAN DAN BETON NON PASIR


BETON RINGAN
Beton normal merupakan bahan yang relatif cukup berat, dengan berat jenis berkisar 2,4 atau berat 2400 kg/m3 . Untuk mengurangi beban mati suatu struktur beton atau mengurangi sifat penghantaran panas maka telah banyak dipakai beton ringan. Beton dengan berat kurang dari 1800 kg/m3  biasa disebut dengan beton ringan. Pada dasarnya beton ringan diperoleh dengan cara penambahan pori-pori udara ke dalam campuran betonnya. Oleh karena itu pembuatan beton ringan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
  • Dengan membuat gelembung gelembung gas/udara dalam adukan semen. Dengan demikian akan terjadi banyak pori-pori udara di dalam betonnya. Bahan tambah khusus (pembentuk udara dalam beton) yaitu air entrance ditambahkan ke dalam semen akan timbul gelembung-gelembung udara.
  • Dengan menggunakan aggrerat ringan, misalnya tanah liat bakar, dan batu apung. Dengan demikian beton yang terbentuk akan menjadi lebih ringan daripada beton normal.
  • Pembuatan beton tidak menggunakan aggregat halus. Beton yang dihasilkan merupakan beton non pasir. Beton jenis ini hanya dibuat dengan menggunakan semen dan aggregat kasar saja. Dengan penggunaaan ukuran maksimal butir aggregat kasar sebesar 10 atau 20 mm. Beton non pasir mempunyai pori-pori yang hanya berisi udara (yang semula terisi oleh butir-butir aggregat halus)
BETON NON PASIR
No fines concrete atau beton non pasir merupakan bentuk sederhana dari jenis beton ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan aggregat halus (pasir). Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan beton yang berpori sehingga beratnya berkurang ( Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009). Beton non pasir juga dapat disebut permeconcrete atau pervious concrete  yaitu beton yang dibentuk dari campuran semen, aggregate kasar, air  dengan bahan tambah atau admixture. Pervious concrete dibuat dengan menggunakan sedikit anggregat halus atau bahkan menghilangkan penggunaan aggregat (Van Midde & Son Concrete, 2009).

Pada umumnya beton non pasir memiliki berat jenis yang rendah jika dibandingkan dengan beton normal. Berat jenis beton non pasir dipengaruhi oleh berat jenis dan gradasi aggregat penyusunnya. Berat jenis beton non pasir dengan aggregat lempung bekah                      ( pembakaran shale) berkisar 1,20 (Sumartono, 1993) . Berat jenis beton non pasir dengan menggunakan aggregat batu apung berkisar 1,60 (Sulistyowati, 2000).
Sedangkan kuat tekan beton non pasir dipengaruhi oleh :
  • Faktor air semen
  • Rasio volume aggregat dengan semen
  • Jenis aggregatnya
Faktor Air Semen
Faktor air semen pada beton non pasir berkisar 0,36 dan 0,46 sedangkan nilai faktor air semen optimum sekitar 0,40. Perkiraan faktor air semen tidak dapat terlalu besar karena jika faktor air semen terlalu besar maka pasta semen akan terlalu encer sehingga pada waktu pemadatan pasta semen akan mengalir ke bawah dan tidak menyelimuti permukaan aggregat. Sedangkan jika faktor air semen terlalu rendah maka pasta semennya tidak cukup menyelimuti butir butir aggregat kasar penyusun beton. Maka pada beton non pasir perlu ditambahkan admixture untuk menambah workability. Nilai Slump umumnya sangat kecil bahkan mencapai 0, sehingga untuk pada pelaksanaan dalam jumlah besar beton non pasir menggunakan conveyor dan tidak disarankan menggunakan concrete pump.  Dengan nilai faktor air semen optimum akan dihasilkan pula kuat tekan maksimum suatu beton non pasir (Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992)
Rasio Volume Aggregat dengan semen
Rasio volume aggregat dengan semen merupakan proporsi penggunaan aggregat berbanding semen. Jika nilai rasio aggregat –semen 10 artinya perbandingan aggregat berbanding dengan semen adalah 10. Pada nilai faktor air semen yang tetap, pengaruh besar rasio aggregat dengan semen akan berakibat terhadap pasta yang terbentuk, jika semakin besar rasio aggregat –semen maka semakin sedikit pasta semennya sehingga bahan pengikat antar aggregat akan sedikit pula sehingga kuat tekan beton non pasir yang terbentuk akan semakin rendah.
Variasi rasio volume agregat berbanding semen yang sering digunakan beton non pasir :
  • 1 Ak : 2 PC  Beton non pasir yang dihasilkan sedikit berongga
  • 1 Ak : 4 PC  Beton non pasir yang dihasilkan sedikit berongga
  • 1 Ak : 6 PC  Beton non pasir yang dihasilkan  berongga
  • 1 Ak : 8 PC  Beton non pasir yang dihasilkan  berongga
  • 1 Ak : 10 PC Beton non pasir yang dihasilkan sangat berongga
  • 1 Ak : 12 PC Beton non pasir yang dihasilkan sangat berongga
Menurut ACI 522R- 06 Persentase rongga adalah 15% s/d 25%
Menurut Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009 Persentase rongga 20 % s/d 25 %

Jenis Aggregat
Telah dijelaskan di atas bahwa jenis aggregat yang digunakan mempengaruhi berat jenis dari beton non pasir yang dibentuk. Berat beton non pasir umumnya berkisar 60% s/d 75% dari beton biasa (Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009). Berat beton non pasir berkisar 2/3 dari beton biasa dengan agregat yang sama (The Aberdeen Group pada publikasi, 1961). Ukuran aggregat maksimum yang lazim dipakai pada beton non pasir adalah 10 mm samapi 20 mm. Pemakaian aggregat dengan gradasi rapat dan bersudut tajam (batu pecah) akan menghasilkan beton non pasir yang kuat tekan dan berat jenisnya sedikit lebih tinggi daripada penggunaan aggregat dengan ukuran seragam dan bulat.

APLIKASI BETON NON PASIR PADA KONSTRUKSI
Konstruksi Bangunan Gedung
Penggunaaan beton non pasir di dunia internasional sudah cukup lama dikenal. Salah satunya adalah gedung apartement 4 (empat) lantai yang didirikan di London, Inggris pada tahun 1961. Kontraktor lokal asal inggris mengerjakan proyek tersebut dengan menggunakan imajinatif tekstur yang berbeda, rendering atau menghaluskan semua cor menggunakan agregat kasar berwarna lokal ada juga beberapa diimpor dalam bentuk keping batu alam, apabila hujan panel akan bersih dengan bantuan percikan air hujan (dapat dilihat pada sumber terlampir).



Sumber : The Aberdeen Group, 1961
Gambar 3. Aplikasi Beton Non Pasir pada Bangunan Apartemen
Penggunaan beton non pasir di Indonesia belum populer, tetapi pada perkembangannya sudah pernah diaplikasikan untuk struktur ringan yaitu kolom dan dinding bangunan sederhana, bata beton dari beton non pasir, dan buis beton dari beton non pasir.
Konstruksi Perkerasan Jalan Raya
Aplikasi beton non pasir sebagai perkerasan jalan raya dikenal istilah permeconcrete atau pervious concrete  dengan pertimbangan ramah lingkungan maka perkerasan jalan menggunakan beton non pasir supaya air hujan dapat meresap ke dalam tanah. Dibawah ini adalah skema potongan melintang aplikasi beton non pasir pada konstruksi perkerasan jalan raya.
Design perkerasan jalan raya menyediakan jaringan untuk pengangkutan sumber daya dan limbah, drainase, rute untuk semua layanan, air, saluran air, listrik, gas dan telepon dibawah perkerasan jalan. Sangat  rumit sehingga dibutuhkan koordinasi dengan para ahli terkait. Perkerasan permeable adalah permukaan perkerasan jalan raya permeabel atau dapat ditembus air dengan reservoir bawah batu. Reservoir sementara menyimpan limpasan permukaan sebelum menyusup ke dalam drainase bawah tanah atau sub-permukaan dan diharapkan dapat berproses meningkatkan kualitas air tanah. Bahan berpori yang digunakan adalah beton nonpasir.
Konstruksi Dinding Penahan Tanah/ Retaining Wall
Aplikasi beton non pasir pada dinding penahan tanah (retaining wall).  Selain pertimbangan ramah yang digunakan, pada konstruksi dinding penahan tanah, pemilihan jenis beton non pasir untuk alasan stabilisasi tanah dibelakang struktur dinding penahan tanah. Teksturnya yang berpori meloloskan air membuat dinding penahan tanah sehingga takanan air dibelakang dinding penahan tanah dapat diminimalisir sehingga konstruksi dinding penahan tanah lebih tabil terhadap gaya geser maupun gaya guling yang dipengaruhi oleh tekanan air tanah.
KEUNGGULAN BETON NON PASIR
Beton Non Pasir mempunyai kelebihan beberapa diantaranya adalah :
  • Low Shrinkage , Penyusutan total  beton non pasir saat mengeras/kering adalah sekitar setengah dari beton padat yang dibuat dengan agregat yang sama. Tingkat penyusutan juga jauh lebih cepat. Gerakan penyusutan total, telah ditemukan bahwa 50% sampai 80% terjadi dalam 10 hari pertama, dimana untuk beton padat hanya 20 sampai 30 persen akan terjadi pada periode yang sama. Ini berarti bahwa bahaya retak jauh lebih kecil terjadi jika debandingkan dengan beton normal.
  • Light Weight, karena penggunaan aggregate ringan maka dihasilkan beton dengan bobot yang ringan
  • Thermal insulation
  • Eliminated segregation
  • Reduce cement demand, kebutuhan semen sedikit karena tidak menggunakan pasir, maka luas permukaan aggregat berkurang.
  • Simple yaitu berarti cara pembuatannya sederhana dan lebih cepat.
  • Sound insulation
  • Environment Friendly, mudah meloloskan air dapat digunakan sebagai bahan pembuat sumur resapan sehingga meningkatkan resapan ke dalam tanah.
KELEMAHAN BETON NON PASIR
  • Porous, Beton non pasir tidak direkomendasikan dengan baja tulangan apalagi jika berada pada lingkungan yang agresif, sifatnya yang porous dapat mempercepat laju korosi pada struktur.
  • Kuat tekan rendah, karena bobot ringan maka kuat tekan beton non pasir sangat rendah sehingga aplikasi sangat terbatas.
Contoh mix design beton non pasir menurut Ferdiyanti, dalam tesisnya
PEMANFAATAN BATU SILIKA DARI PADANGRATU LAMPUNG TENGAHPROPINSI LAMPUNG SEBAGAI AGREGAT UNTUK PEMBUATAN BATA BETON NON PASIR, MTBB UGM
RENCANA KEBUTUHAN BAHAN UNTUK BENDA UJI SILINDER
BETON NON PASIR











Bahan-bahan yang dipakai :







Semen
: Semen biasa (Portland Composite Cement)




Agregat
: Batu Silika  (5-10 mm)






Air
: Air biasa dari Lab.Bahan Teknik Sipil, Fak.Teknik UGM



Faktor air semen (fas) ditetapkan
=
0,40




Berat jenis air


=
1




Berat jenis batu pecah

=
2,6




Berat Satuan Semen (BS semen)
=
1250
kg/m3



Berat Satuan Agregat (BS agregat)
=
1.585
kg/m3



Diameter silinder, d


=
1,5
dm



Tinggi silinder, t


=
3
dm



Volume silinder, V


=
5,304
dm3
=
0,0053036
m3
RENCANA ADUKAN







Perbandingan Volume
PC : AG
=
1  :   4














ADUKAN 1 ( PC : AG = 1 : 4 )






Kebutuhan Bahan per 1 m3







Semen
=
1
1250
=
312,50
Kg



4


0,15
Agregat
=
1
1.585
=
1585
Kg


0,78
Air
=
0,4
312,50
=
125
Liter


0,06



Berat
=
2022,50
Kg/m3






To Be Continue.......