BETON
RINGAN
Beton normal merupakan bahan yang
relatif cukup berat, dengan berat jenis berkisar 2,4 atau berat 2400 kg/m3 .
Untuk mengurangi beban mati suatu struktur beton atau mengurangi sifat
penghantaran panas maka telah banyak dipakai beton ringan. Beton dengan berat
kurang dari 1800 kg/m3 biasa disebut dengan beton ringan. Pada dasarnya beton
ringan diperoleh dengan cara penambahan pori-pori udara ke dalam campuran
betonnya. Oleh karena itu pembuatan beton ringan dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut :
- Dengan membuat gelembung gelembung gas/udara dalam adukan semen. Dengan demikian akan terjadi banyak pori-pori udara di dalam betonnya. Bahan tambah khusus (pembentuk udara dalam beton) yaitu air entrance ditambahkan ke dalam semen akan timbul gelembung-gelembung udara.
- Dengan menggunakan aggrerat ringan, misalnya tanah liat bakar, dan batu apung. Dengan demikian beton yang terbentuk akan menjadi lebih ringan daripada beton normal.
- Pembuatan beton tidak menggunakan aggregat halus. Beton yang dihasilkan merupakan beton non pasir. Beton jenis ini hanya dibuat dengan menggunakan semen dan aggregat kasar saja. Dengan penggunaaan ukuran maksimal butir aggregat kasar sebesar 10 atau 20 mm. Beton non pasir mempunyai pori-pori yang hanya berisi udara (yang semula terisi oleh butir-butir aggregat halus)
BETON NON PASIR
No fines concrete atau beton non
pasir merupakan bentuk sederhana dari jenis beton ringan, yang dalam
pembuatannya tidak menggunakan aggregat halus (pasir). Tidak adanya agregat
halus dalam campuran menghasilkan beton yang berpori sehingga beratnya
berkurang ( Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009). Beton non pasir juga dapat
disebut permeconcrete atau pervious concrete yaitu beton
yang dibentuk dari campuran semen, aggregate kasar, air dengan bahan
tambah atau admixture. Pervious concrete dibuat dengan menggunakan
sedikit anggregat halus atau bahkan menghilangkan penggunaan aggregat (Van
Midde & Son Concrete, 2009).
Pada umumnya beton non pasir
memiliki berat jenis yang rendah jika dibandingkan dengan beton normal. Berat
jenis beton non pasir dipengaruhi oleh berat jenis dan gradasi aggregat
penyusunnya. Berat jenis beton non pasir dengan aggregat lempung bekah
(
pembakaran shale) berkisar 1,20 (Sumartono, 1993) . Berat jenis beton non pasir
dengan menggunakan aggregat batu apung berkisar 1,60 (Sulistyowati, 2000).
Sedangkan kuat tekan beton non pasir
dipengaruhi oleh :
- Faktor air semen
- Rasio volume aggregat dengan semen
- Jenis aggregatnya
Faktor Air Semen
Faktor air semen pada beton non
pasir berkisar 0,36 dan 0,46 sedangkan nilai faktor air semen optimum sekitar
0,40. Perkiraan faktor air semen tidak dapat terlalu besar karena jika faktor
air semen terlalu besar maka pasta semen akan terlalu encer sehingga pada waktu
pemadatan pasta semen akan mengalir ke bawah dan tidak menyelimuti permukaan
aggregat. Sedangkan jika faktor air semen terlalu rendah maka pasta semennya
tidak cukup menyelimuti butir butir aggregat kasar penyusun beton. Maka pada
beton non pasir perlu ditambahkan admixture untuk menambah workability.
Nilai Slump umumnya sangat kecil bahkan mencapai 0, sehingga untuk pada
pelaksanaan dalam jumlah besar beton non pasir menggunakan conveyor dan tidak
disarankan menggunakan concrete pump. Dengan nilai faktor air semen
optimum akan dihasilkan pula kuat tekan maksimum suatu beton non pasir (Ir.
Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992)
Rasio Volume Aggregat dengan semen
Rasio volume aggregat dengan semen
merupakan proporsi penggunaan aggregat berbanding semen. Jika nilai rasio
aggregat –semen 10 artinya perbandingan aggregat berbanding dengan semen adalah
10. Pada nilai faktor air semen yang tetap, pengaruh besar rasio aggregat
dengan semen akan berakibat terhadap pasta yang terbentuk, jika semakin besar
rasio aggregat –semen maka semakin sedikit pasta semennya sehingga bahan
pengikat antar aggregat akan sedikit pula sehingga kuat tekan beton non pasir
yang terbentuk akan semakin rendah.
Variasi rasio volume agregat
berbanding semen yang sering digunakan beton non pasir :
- 1 Ak : 2 PC Beton non pasir yang dihasilkan sedikit berongga
- 1 Ak : 4 PC Beton non pasir yang dihasilkan sedikit berongga
- 1 Ak : 6 PC Beton non pasir yang dihasilkan berongga
- 1 Ak : 8 PC Beton non pasir yang dihasilkan berongga
- 1 Ak : 10 PC Beton non pasir yang dihasilkan sangat berongga
- 1 Ak : 12 PC Beton non pasir yang dihasilkan sangat berongga
Menurut ACI 522R- 06 Persentase
rongga adalah 15% s/d 25%
Menurut Kardiyono Tjokrodimulyo,
2009 Persentase rongga 20 % s/d 25 %
Jenis Aggregat
Telah dijelaskan di atas bahwa jenis
aggregat yang digunakan mempengaruhi berat jenis dari beton non pasir yang
dibentuk. Berat beton non pasir umumnya berkisar 60% s/d 75% dari beton biasa
(Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009). Berat beton non pasir berkisar 2/3 dari
beton biasa dengan agregat yang sama (The Aberdeen Group pada publikasi, 1961).
Ukuran aggregat maksimum yang lazim dipakai pada beton non pasir adalah 10 mm
samapi 20 mm. Pemakaian aggregat dengan gradasi rapat dan bersudut tajam (batu
pecah) akan menghasilkan beton non pasir yang kuat tekan dan berat jenisnya
sedikit lebih tinggi daripada penggunaan aggregat dengan ukuran seragam dan
bulat.
APLIKASI BETON NON PASIR PADA
KONSTRUKSI
Konstruksi Bangunan Gedung
Penggunaaan beton non pasir di dunia
internasional sudah cukup lama dikenal. Salah satunya adalah gedung apartement
4 (empat) lantai yang didirikan di London, Inggris pada tahun 1961. Kontraktor
lokal asal inggris mengerjakan proyek tersebut dengan menggunakan imajinatif
tekstur yang berbeda, rendering atau menghaluskan semua cor menggunakan agregat
kasar berwarna lokal ada juga beberapa diimpor dalam bentuk keping batu alam,
apabila hujan panel akan bersih dengan bantuan percikan air hujan (dapat
dilihat pada sumber terlampir).
Sumber : The Aberdeen Group, 1961
Gambar 3. Aplikasi Beton Non Pasir
pada Bangunan Apartemen
Penggunaan beton non pasir di
Indonesia belum populer, tetapi pada perkembangannya sudah pernah diaplikasikan
untuk struktur ringan yaitu kolom dan dinding bangunan sederhana, bata beton
dari beton non pasir, dan buis beton dari beton non pasir.
Konstruksi Perkerasan Jalan Raya
Aplikasi beton non pasir sebagai
perkerasan jalan raya dikenal istilah permeconcrete atau pervious
concrete dengan pertimbangan ramah lingkungan maka perkerasan jalan
menggunakan beton non pasir supaya air hujan dapat meresap ke dalam tanah.
Dibawah ini adalah skema potongan melintang aplikasi beton non pasir pada
konstruksi perkerasan jalan raya.
Design perkerasan jalan raya
menyediakan jaringan untuk pengangkutan sumber daya dan limbah, drainase, rute untuk
semua layanan, air, saluran air, listrik, gas dan telepon dibawah perkerasan
jalan. Sangat rumit sehingga dibutuhkan koordinasi dengan para ahli
terkait. Perkerasan permeable adalah permukaan perkerasan jalan raya
permeabel atau dapat ditembus air dengan reservoir bawah batu. Reservoir
sementara menyimpan limpasan permukaan sebelum menyusup ke dalam drainase bawah
tanah atau sub-permukaan dan diharapkan dapat berproses meningkatkan kualitas
air tanah. Bahan berpori yang digunakan adalah beton nonpasir.
Konstruksi Dinding Penahan Tanah/ Retaining
Wall
Aplikasi beton non pasir pada
dinding penahan tanah (retaining wall). Selain pertimbangan ramah
yang digunakan, pada konstruksi dinding penahan tanah, pemilihan jenis beton
non pasir untuk alasan stabilisasi tanah dibelakang struktur dinding penahan
tanah. Teksturnya yang berpori meloloskan air membuat dinding penahan tanah
sehingga takanan air dibelakang dinding penahan tanah dapat diminimalisir
sehingga konstruksi dinding penahan tanah lebih tabil terhadap gaya geser
maupun gaya guling yang dipengaruhi oleh tekanan air tanah.
KEUNGGULAN BETON NON PASIR
Beton Non Pasir mempunyai kelebihan
beberapa diantaranya adalah :
- Low Shrinkage , Penyusutan total beton non pasir saat mengeras/kering adalah sekitar setengah dari beton padat yang dibuat dengan agregat yang sama. Tingkat penyusutan juga jauh lebih cepat. Gerakan penyusutan total, telah ditemukan bahwa 50% sampai 80% terjadi dalam 10 hari pertama, dimana untuk beton padat hanya 20 sampai 30 persen akan terjadi pada periode yang sama. Ini berarti bahwa bahaya retak jauh lebih kecil terjadi jika debandingkan dengan beton normal.
- Light Weight, karena penggunaan aggregate ringan maka dihasilkan beton dengan bobot yang ringan
- Thermal insulation
- Eliminated segregation
- Reduce cement demand, kebutuhan semen sedikit karena tidak menggunakan pasir, maka luas permukaan aggregat berkurang.
- Simple yaitu berarti cara pembuatannya sederhana dan lebih cepat.
- Sound insulation
- Environment Friendly, mudah meloloskan air dapat digunakan sebagai bahan pembuat sumur resapan sehingga meningkatkan resapan ke dalam tanah.
KELEMAHAN BETON NON PASIR
- Porous, Beton non pasir tidak direkomendasikan dengan baja tulangan apalagi jika berada pada lingkungan yang agresif, sifatnya yang porous dapat mempercepat laju korosi pada struktur.
- Kuat tekan rendah, karena bobot ringan maka kuat tekan beton non pasir sangat rendah sehingga aplikasi sangat terbatas.
Contoh mix design beton non pasir
menurut Ferdiyanti, dalam tesisnya
PEMANFAATAN BATU SILIKA DARI
PADANGRATU LAMPUNG TENGAHPROPINSI LAMPUNG SEBAGAI AGREGAT UNTUK PEMBUATAN
BATA BETON NON PASIR, MTBB
UGM
RENCANA KEBUTUHAN BAHAN UNTUK
BENDA UJI SILINDER
|
|||||||||
BETON NON PASIR
|
|||||||||
Bahan-bahan yang dipakai :
|
|||||||||
Semen
|
: Semen biasa (Portland Composite
Cement)
|
||||||||
Agregat
|
: Batu Silika (5-10 mm)
|
||||||||
Air
|
: Air biasa dari Lab.Bahan Teknik
Sipil, Fak.Teknik UGM
|
||||||||
Faktor air semen (fas) ditetapkan
|
=
|
0,40
|
|||||||
Berat jenis air
|
=
|
1
|
|||||||
Berat jenis batu pecah
|
=
|
2,6
|
|||||||
Berat Satuan Semen (BS semen)
|
=
|
1250
|
kg/m3
|
||||||
Berat Satuan Agregat (BS agregat)
|
=
|
1.585
|
kg/m3
|
||||||
Diameter silinder, d
|
=
|
1,5
|
dm
|
||||||
Tinggi silinder, t
|
=
|
3
|
dm
|
||||||
Volume silinder, V
|
=
|
5,304
|
dm3
|
=
|
0,0053036
|
m3
|
|||
RENCANA ADUKAN
|
|||||||||
Perbandingan Volume
|
PC : AG
|
=
|
1 : 4
|
||||||
ADUKAN 1 ( PC : AG = 1 : 4 )
|
|||||||||
Kebutuhan Bahan per 1 m3
|
|||||||||
Semen
|
=
|
1
|
1250
|
=
|
312,50
|
Kg
|
|||
4
|
0,15
|
||||||||
Agregat
|
=
|
1
|
1.585
|
=
|
1585
|
Kg
|
0,78
|
||
Air
|
=
|
0,4
|
312,50
|
=
|
125
|
Liter
|
0,06
|
||
Berat
|
=
|
2022,50
|
Kg/m3
|
To Be Continue.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar